Saat nafas-nafas ku mengakhiri hari
Tidak juga aku temui kesimpulan
Tentang hijrahmu
Pandanganku semakin kabur melihatmu
Dalamnya kegelapan selimutmu
Luasnya lautan keasyikanmu
Tingginya sayup terbangmu
Demi tuntutan kepuasan
Hari pun berlalu
Masih juga tak kutemui kebenaran
Liang-liang luka yang kau tinggalkan
Merah darahku kering sekontang airmataku
Tanpa belas membunuh semangatku
Lahapnya meragut sisa tenagaku
Meratah sisa-sisa usiaku
Untuk sebuah kepuasan
Mungkin akulah kapal yang karam itu
Saat engkau menjadi ombak menerjangku
Di kala engkau menjadi ribut yang menghempasku
Ketika engkau menjadi petir yang membakarku
Maka akulah bangkai yang menjadi karang itu
No comments:
Post a Comment